Jangan terlambat! Ajarkan ini kepada anak sedini mungkin.

Membaca dari Dini dalam Pendidikan Montessori

Maria Montessori percaya bahwa menunggu hingga anak berusia 5 tahun atau lebih untuk mulai belajar membaca adalah terlambat. Di sekolah-sekolah yang menggunakan kurikulum Montessori, pengajaran fonik formal biasanya dimulai pada usia 2,5 hingga 3 tahun, dan persiapan membaca dimulai lebih awal dengan balita yang lebih muda, bahkan bayi. Tapi mengapa demikian? Alasannya mungkin akan mengejutkan Anda.

Ketika orang mendengar tentang balita yang belajar membaca, mereka sering merasa khawatir. Mereka mungkin mengasosiasikan hal ini dengan “ibu macan” dan tekanan kompetisi, melihatnya sebagai metode yang memaksa dan terlalu fokus pada tujuan kognitif. “Mengapa mencuri masa kecil mereka?” pikir mereka. “Mengapa tidak membiarkan anak-anak bermain saja?”

Memang benar bahwa beberapa orang tua menyalahgunakan pendekatan Montessori sebagai batu loncatan menuju kesuksesan akademis elit, mendorong anak-anak mereka untuk mencapai tonggak sejarah yang bisa dibanggakan di pertemuan sosial. Namun, cara ini salah menggambarkan inti dari filosofi Montessori.

Meskipun kemampuan membaca dini memang dapat membawa keuntungan akademis yang signifikan, memungkinkan anak-anak untuk mendalami pengetahuan konten dan bekerja lebih mandiri, ini bukanlah alasan utama mengapa Montessorians mendorong membaca dini.

Kebahagiaan dalam Belajar

Alasan utama para pendidik menggunakan metode Montessori ketika mengajarkan anak-anak yang sangat muda untuk membaca, atau menggosok meja, atau memakai jas hujan mereka sendiri adalah karena pekerjaan yang dilakukan oleh anak membuat mereka benar-benar bahagia. Kebahagiaan ini bukanlah kebahagiaan yang bersifat sementara seperti makan permen atau bermain game, tetapi kebahagiaan yang mendalam, bertahan lama, dan penuh kebanggaan. Ini adalah jenis kebahagiaan yang datang dari pencapaian yang bermakna, seperti Michelangelo yang menciptakan lukisan David atau Newton yang mendefinisikan hukum gerak, atau Steve Jobs yang menciptakan iPhone.

Apakah ini terdengar berlebihan? Mari pertimbangkan, alih-alih gelisah mengambil dan menaruh 20 mainan dalam 20 menit, seperti yang biasa dilakukan banyak balita, seorang anak Montessori:

  • Memilih untuk terlibat dalam pekerjaan nyata yang menantang.
  • Berfokus pada pekerjaan tersebut selama setengah jam, satu jam, atau bahkan lebih lama.
  • Lebih suka bekerja sendiri, tanpa membutuhkan hiburan, pujian, atau gangguan.

Anak tersebut terlihat sangat puas dan mandiri dari segala aspek. Menyaksikan hal ini dalam praktik adalah pengalaman yang mengejutkan bagi banyak orang tua dan guru. Namun, sebagian orang curiga ada trik di balik layar. Mereka mungkin berpikir ada trik tertentu di baliknya, mungkin meyakini bahwa guru Montessori menggunakan manipulasi dengan ancaman atau iming-iming.

Pekerjaan sebagai Sumber Kepuasan

Banyak orang dewasa melihat pekerjaan sebagai sesuatu yang harus dijalani untuk mencapai hal-hal yang benar-benar mereka inginkan. Gagasan bahwa seorang anak mungkin memilih untuk bekerja tanpa imbalan terlihat sebagai korupsi atau tipu daya bagi mereka. Sikap ini sering mencerminkan pengalaman orang tua yang tidak puas dengan pekerjaannya dan ingin segera pensiun dini.

Namun, ini bukan selalu alasan di balik kecurigaan tersebut. Beberapa orang tua mencintai pekerjaan mereka dan bahkan dengan senang hati melakukannya di akhir pekan. Mereka mungkin berpikir kebahagiaan masa kecil berbeda daripada kebahagiaan orang dewasa, menganggap kebahagiaan masa kecil didapat dari bermain kejar-kejaran, menerima hadiah, dan makan es krim alih-alih bekerja.

Keajaiban Belajar Membaca

Seorang anak kecil baru saja mengenal dunia dan potensi yang dimiliki manusia. Kesenangan yang sama mereka temukan ketika menemukan kumbang atau bulan bisa terjadi dalam belajar membaca, menulis, atau menambah angka. Bayangkan, Anda bangun besok pagi dengan kemampuan terbang jika Anda berlatih, atau dipindahkan ke dunia Harry Potter di mana Anda bisa menggunakan sihir jika Anda belajar. Apakah menonton film atau scrolling TikTok masih menarik bagi Anda?

Bagi anak usia 3 tahun, belajar membaca sama menariknya dengan memperoleh kekuatan super atau belajar sihir. Ini mewakili peningkatan signifikan dalam kekuatan dan kemampuan. Belajar membaca memberikan akses ke cara yang canggih untuk menavigasi dan memahami dunia. Begitu banyak dunia anak kecil yang tidak bisa diakses atau tidak bisa dipahami oleh mereka, tetapi membaca membuka aspek baru pemahaman ini.

Tiba-tiba, anak melihat keteraturan dan struktur dalam apa yang dulu hanya kebisingan visual. Rambu jalan, label di toko kelontong, dan seni dekoratif di rumah menjadi peluang untuk penemuan dan pembelajaran.

Pembenaran untuk Membaca Dini

Bertanya, “Mengapa mengajar anak usia 3 tahun membaca sekarang ketika mereka bisa belajar dengan baik nanti?” adalah seperti bertanya, “Mengapa bahagia hari ini ketika Anda bisa bahagia pada usia 50 tahun dan masih memiliki setengah abad tersisa?” Kebahagiaan, kemampuan, kepuasan, dan harga diri adalah pembenaran mereka sendiri. Pendidikan Montessori tidak dirancang untuk apa pun yang memberi anak kesenangan. Namun, pendidikan Montessori dirancang untuk memberikan pemahaman bahwa pekerjaan, pembelajaran, kehidupan dan pertumbuhan manusia sebagai kebahagiaan tertinggi.


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *